SAAT HAMIL TETAP BOLEH BERPUASA

Posted by: yuwielueninet on: March 25, 2008

• In: artikel
• 2 Comments

SAAT HAMIL TETAP BOLEH BERPUASA

Yang kemudian menjadi bahan pertanyaan, “Bagaimana dengan janinku? Akan cukupkah ia menerima suplai makanan ?”

Sudah pasti, ibu hamil memerlukan asupan gizi yang baik bagi pertumbuhan janinnya. Tapi itu tak berarti ia tak boleh berpuasa. “Jika keadaan gizi si ibu cukup baik, puasa tak jadi halangan baginya. Sebab, puasa tidak akan mengganggu kesehatan janin selama ibu memperhatikan gizi makanannya,” terang dr. Achmad Mediana, SpOG dari RS Gandaria, Jakarta Selatan.

Yang jelas, ibu harus dalam keadaan sehat alias tidak ada keluhan penyakit. Baik karena kehamilannya maupun penyakit di luar kehamilan, yang mengharuskan minum obat secara teratur, seperti kencing manis. Seperti dijelaskan Achmad, puasa sifatnya hanya mengubah pola makan. Jika di hari-hari biasa makan dilakukan pada pagi hingga malam hari, maka saat puasa menjadi dari petang hingga menjelang subuh. “Jika sehari makan 3 kali, tak ada salahnya dalam puasa ini juga dilakukan 3 kali, yaitu saat berbuka, sesudah salat tarawih, dan sahur. Porsi hariannya juga jangan diubah.”

Dengan demikian, kecukupan gizi si ibu hamil tak akan berkurang karena tetap sama dengan saat ia tidak berpuasa. “Dengan cukup gizi, di dalam darah ibu terkandung zat-zat makanan yang lengkap, yang nantinya akan diserap plasenta dan disalurkan ke janin.” Selain itu, lanjut Achmad, puasa tidak membuat suplai darah menurun drastis. “Peredaran darah akan berlanjut terus sehingga suplai makanan ke janin juga akan tetap terjamin selama gizi ibunya baik.”

Pada pagi hari, selama ibu hamil berpuasa, janin akan memakai cadangan makanan yang ada dalam simpanan ibunya. Selanjutnya, gizi itu akan terisi kembali pada malam harinya. Dengan demikian, suplai makanan ke janin juga tidak akan berkurang. “Lain halnya jika ibunya malnutrisi atau gizinya buruk.”

UJI COBA

Status gizi yang baik bisa dinilai dengan beberapa kriteria. Salah satunya, “Dapat dipantau dari perkembangan berat badan ibu hamil.” Dengan melakukan penimbangan berat badan (BB) secara berkala dan pemeriksaan kadar hemoglobin, maka kesehatan ibu hamil bisa dipantau dengan baik.

Peningkatan BB selama hamil pada umumnya berkisar antara 10-12,5 kg. “Biasanya terjadi perubahan BB 1-2 kg selama trimester I. Setelah kehamilan 10 minggu, penambahan BB rata-rata 0,35-0,40 kg per minggu.” Perlu diketahui, ibu hamil dengan penambahan BB yang kurang selama kehamilan, mempunyai risiko melahirkan bayi dengan BB lahir rendah.

Cara lain untuk melihat status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas. Apabila lebih dari atau sama dengan 23,5 cm menunjukkan keadaan gizi normal.

Tapi jika kurang dari 23,5 menunjukkan kurus.

Namun demikian, saran Achmad, sebaiknya ibu hamil melakukan uji coba berpuasa. “Coba dulu. Kalau tidak kuat, boleh batal. Karena keluhan itu tidak bisa diukur. Bisa saja walau gizinya baik, tapi ia tidak kuat puasa karena mual-muntah misalnya.” Apalagi jika sudah hiperemesis (muntah-muntah yang hebat). “Ini bisa mengganggu janin. Muntah-muntah yang sering tentu membuat cairan tubuh banyak terbuang. Semua isi perut keluar, sehingga tidak ada pemasukan sama sekali dalam tubuh. Akibatnya janin juga tidak mendapat pasokan gizi.” Itulah sebabnya, dalam kasus hiperemesis, ibu hamil harus diberi glukosa dan zat-zat elektrolit, serta obat anti mual dan vitamin.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah memeriksa kadar Hb. “Ada anemia atau tidak. Makanya, sebelum berpuasa, sebaiknya ibu hamil memeriksakan diri ke dokter. Selain untuk menentukan status gizi, juga untuk melihat ada anemia atau tidak.” Anemia yang tidak diterapi dengan baik akan membawa pengaruh buruk pada ibu, persalinan, dan janin. Contohnya perdarahan sesudah persalinan atau berat badan bayi rendah. Untuk itu, ibu hamil tak boleh lupa mengkonsumsi multivitamin. “Vitamin yang mengandung zat besi dan asam folat, agar ia tak jadi anemia.”

Namun jika status gizinya baik, tidak menderita anemia, serta kuat menjalankan puasa, “Hingga kehamilan berusia 9 bulan pun, ia bisa puasa. Makanya cobalah diuji, kalau kuat, teruskan, kalau tidak, hentikan.” Kendati demikian, Achmad mengingatkan, usia kehamilan di atas 6 bulan ke atas, janin dalam perkembangan yang pesat. “Sebab itu, kondisi tubuh serta asupan gizi harus lebih cermat lagi diperhatikan.”

BERAT BADAN

Yang harus diwaspadai selama puasa adalah penurunan berat badan secara drastis. “Memang kadang puasa menyebabkan turunnya berat badan. Tapi asal tak lebih dari 10 persen, tak ada masalah.” Jika penurunan lebih dari 10 persen, berarti suplai makanan ke bayi juga akan rendah. “Akibatnya, bayi bisa mengalami pertumbuhan janin terhambat.”

Oleh sebab itu, tekan Achmad, jika ragu dengan kondisi kesehatan, segera periksakan diri ke dokter. Terutama pada kehamilan setelah 20 minggu. “Pada kehamilan 20 minggu, berat badan ibu hamil biasanya akan bertambah secara rutin. Jika dalam jangka waktu itu ternyata malah menurun, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau hentikan puasa.”

ATUR MAKANAN

Patut pula diingat para ibu yang tengah hamil, kebutuhan gizi bukan hanya untuk mempertahankan kesehatannya belaka, tapi juga untuk optimalisasi proses tumbuh kembang si janin dalam kandungan. “Dengan demikian, ibu harus selalu memperhatilan makanan yang dimakannya. Jangan gara-gara malas makan atau tak nafsu makan, maka ia mengabaikan kualitas makanannya.”

Makanan yang dikonsumsi selama puasa harus sama dengan makanan yang biasa dimakan saat tak berpuasa. “Jika ia dalam keadaan tidak puasa harus makan 3 kali

sehari, maka pada saat puasa juga harus melakukan hal yang sama. Hanya jamnya saja yang diubah yaitu pada waktu buka puasa, malam hari kira-kira jam 22.00, lalu saat sahur.”

Makan sahur pun harus mencerminkan 4 sehat 5 sempurna. “Dengan minum susu saat sahur, maka kebutuhan kalsium juga akan terpenuhi. Tentunya peningkatan protein 30 gr per hari harus juga dipenuhi, kalori harus diperhatikan, selain juga vitamin.”

Dan karena pada orang hamil kebutuhan asam folat tidak bisa terkejar hanya dari makanan yang dimakan, maka ia juga harus tetap mengkonsumsi suplemen asam folat yang disarankan oleh dokter.

Pada prinsipnya, jika memang ibu hamil sehat dan merasa mampu, puasa dalam keadaan hamil tidak jadi masalah. Satu hal yang patut dicatat, tak perlu makan sahur secara berlebihan. Terutama makanan yang mengandung karbohidrat. “Kelebihan karbohidrat hanya akan memacu hormon insulin untuk membakar kadar gula dalam darah. Akibatnya, di siang hari cadangan gula darah ini akan cepat habis. Dan kalau sudah demikian, kita akan mudah lemas, lesu, sakit kepala, dan perut keroncongan.”

Sahur sebaiknya merupakan kombinasi dari karbohidrat dalam jumlah yang cukup dan protein hewani serta lemak. “Protein dan lemak ini akan dapat menahan rasa kenyang cukup lama.”

Nah, tidak ragu-ragu lagi, kan, Bu?

Indah Mulatsih .

Kebutuhan Pokok

Kebutuhan pokok yang harus diperhatikan ibu hamil di antaranya adalah:

* Kalori
Kalori diperlukan untuk penambahan energi. Kalau kalori tidak cukup, protein tidak bisa dimetabolisme sebagai sumber energi. Padahal, energi dibutuhkan ibu untuk proses tumbuh kembang janin. Misalnya, proses pembentukan sel-sel baru, penyaluran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin, dan sebagainya. Sebagai pedoman, penambahan kalori ideal sepanjang kehamilan adalah 300 Kkal.

* Protein
Protein penting untuk pembentukan semua bahan pengatur, seperti hormon ibu dan janin. Pada wanita nonhamil, asupan protein yang disarankan adalah 0,9 gr/Kg berat badan per hari. Pada wanita hamil dianjurkan tambahan 30 g per hari selama kehamilan.

Protein sebaiknya yang berasal dari sumber hewani, karena protein hewani menyediakan asam-asam amino dalam kombinasi yang optimal. Misalnya, susu atau olahannya.

* Mineral

Mineral yang harus dipenuhi terdiri atas:
1. Besi
Zat besi sangat diperlukan ibu hamil untuk pembentukan sel-sel darah. Selama hamil volume sirkulasi darah akan meningkat hingga 30-40 persen. Dengan demikian hemoglobin juga bertambah.

Selain itu, plasenta juga membutuhkan zat besi karena melalui plasenta inilah bayi memperoleh oksigen dan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi ibunya. “Yang ditransfer ke janin dan plasenta sebanyak 300 mg besi. Dan 500 mg di masukkan ke dalam massa hemoglobin ibu yang bertambah.”

2. Kalsium
Kalsium sangat diperlukan untuk pembentukan gigi dan tulang janin. Selain itu, tentunya untuk peningkatan metabolisme kalsium sang ibu. Jadi, jika selama hamil ibu kurang mengkonsumsi kalsium, janin akan mengambil cadangan kalsium dari ibu.

3. Seng
Seng diperlukan untuk mencegah kelainan kongenital, serta membantu perkembangan otak janin. Konsentrasi seng dalam plasma hanya sekitar 1 persen dari seng badan total. Nah, seng plasma terikat ke beberapa protein plasma dan asam-asam amino, sehingga konsentrasi seng plasma yang rendah merupakan akibat perubahan konsentrasi berbagai pengikat tersebut.

Namun walaupun konsentrasinya menurun, kumpulan seng dalam plasma pada ibu hamil sebenarnya meningkat akibat penambahan besar volume plasma yang ditimbulkan oleh kehamilan.

4. Yodium
Yodium diperlukan untuk menekan peningkatan produksi tiroid dan metabolisme basal. Defisiensi yodium pada wanita hamil akan menyebabkan si janin mengalami kretinisme endemik. “Makan yodium dalam jumlah besar selama hamil dapat menekan fungsi tiroid dan menginduksi goiter (pembesaran kelenjar gondok) yang lumayan besar selama hamil.”

* Natrium
Defisiensi natrium biasanya terjadi kalau si ibu hamil menggunakan diet diuretika. Ekskresi natrium selama kehamilan tidak berubah, yaitu berkisar 100-110 mg per hari.

* Vitamin
Kebutuhan vitamin pada kehamilan dapat disuplai oleh pemenuhan kalori dan protein yang cukup. Kecuali asam folat yang harus ditambah dengan suplemen, karena kebutuhannya yang sangat besar pada kehamilan tidak mungkin terkejar hanya dari makanan yang dikonsumsi. Terlebih lagi bila kehamilan itu dipersulit dengan muntah-muntah, anemia hemolitik, atau janin kembar.

Vitamin untuk membantu metabolisme tubuh. Yaitu:

Vitamin A untuk pertumbuhan, B1, B2, dan niasin untuk metabolisme energi, B6 untuk mengatur metabolisme protein dalam tubuh, B12 dan asam folat untuk pembentukan sel-sel darah dan sel-sel lain. Sedangkan vitamin D untuk penyerapan

dan metabolisme kalsium serta fosfor, vitamin C untuk membantu dalam menyerap zat besi serta pembentukan tulang dan sendi si janin.

Vitamin C yang dianjurkan selama hamil adalah 70 mg per hari atau sepertiga lebih banyak daripada saat tidak hamil. “Karena kadar plasma ibu menurun selama hamil, sementara kadar di dalam tali pusat lebih tinggi, terutama pada vitamnin yang larut di dalam air.”

Namun Achmad mengingatkan agar jangan mengkonsumsi vitamin C terlalu berlebihan, “karena dosis yang besar dapat mengganggu absorbsi vitamin B 12 dan metabolisme.”

* Asam Folat
Kebutuhan folat yang meningkat selama kehamilan seringkali menimbulkan penurunan kadar folat plasma. 1 mg asam folat oral per hari dapat memenuhi kekurangan tersebut.

* Air
Jangan lupa memperhatikan cairan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal kita membutuhkan 8 gelas per hari. Untuk wanita hamil kebutuhan ini jadi meningkat karena wanita hamil cenderung mudah berkeringat dan buang air. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. Dalam hal ini air berguna untuk memenuhi kebutuhan cairan bagi janin. Misalnya, cairan ketuban dan cairan dalam darah.

Indah

Tags: kebutuhan pokok, puasa