Posts Tagged ‘komunikasi’
TAK PERNAH BERTENGKAR? JUSTRU HARUS CURIGA!
Bisa dipastikan hampir semua pasangan pernah bertengkar. Soalnya, dua pribadi berbeda ini tak mungkin selalu steril dari masalah.
Enggak pernah bertengkar dengan pasangan? “Pasti itu cuma kamuflase,” kata psikolog Elly Risman. Malah, lanjutnya, “Mungkin justru untuk menutup-nutupi keadaan rumah tangga yang sebenarnya. Wajar, kan, kalau orang cenderung menutupi hal-hal yang jelek.”
Justru yang jadi masalah, bukan pernah-tidaknya bertengkar melainkan, “Bagaimana cara pasangan mengendalikan emosi agar pertengkaran tidak jadi semakin seru dan berakhir dengan tak enak.” Kuncinya, tak lain, pola komunikasi, interaksi, keterbukaan, dan kepedulian dari masing-masing pasangan.
IH, JUDESNYA !
Posted March 17, 2008
on:- In: anak | artikel
- Leave a Comment
IH, JUDESNYA !..
Itu lantaran si kecil mencontoh orang tuanya, selain ia merasa dipaksa kala disuruh berkenalan dengan orang lain.
Ketika lahir, tiap anak membawa karakternya sendiri-sendiri; ada yang cepat bersosialisasi, ada juga yang tidak. Nah, anak-anak yang judes, menurut Dra. Rose Mini A.P., M.Psi., boleh jadi karena bawaannya yang tak cepat akrab. Toh, hal ini bisa diubah dari awal dengan mengajarinya bersikap manis terhadap orang lain.
Yang jelas, ujar staf PD IV Subbidang Pengembangan Fakultas Psikologi UI ini, jika ada anak judes, lihatlah orang tuanya. “Mungkin salah satunya ada yang judes.” Jadi, tegasnya, judes memang menurun tapi bukan secara genetik, lo, melainkan lewat modelling. Misal, orang tua irit bicara atau tak bisa langsung friendly sama orang. “Nah, si anak bisa mencontoh ini, hingga ia jadi kelihatan judes.”
Jangan lupa, di usia-usia awal, anak lebih banyak berada di rumah. Hingga, bila ia tak pernah ke luar rumah, jangan heran jika akhirnya ia takut akan lingkungan ramai. Bukankah di rumah, ia tak pernah melihat keramaian itu? Akibatnya, ketika ia masuk ke sebuah pesta, misal, dipikirnya, “Siapa, nih, orang, kok, banyak banget?” Hingga, ia dilihat sebagai anak judes atau tak menyenangkan.
“Anak, kan, beda dengan orang dewasa yang bisa menyembunyikan keterkejutan dan ketakutannya atau bisa menahan emosinya. Sementara anak, tidak demikian, hingga yang keluar, ya… tampangnya yang cemberut itu,” tutur psikolog yang akrab disapa Romi ini. Read the rest of this entry »
Recent Comments